Minggu, 17 Juli 2011

 

Harry Potter merupakan salah satu seri novel fantasi karya J. K. Rowling dari Inggris mengenai seorang anak laki-laki bernama Harry Potter. Sejak rilis pertama novel ini, Harry Potter dan Batu Bertuah pada tahun 1997 di Inggris, buku ini telah mendapatkan ketenaran dan kesuksesan secara komersial di seluruh dunia, diangkat menjadi film, video game, dan beragam merchandise.
Latar belakang kisah ini kebanyakan berada di Sekolah Sihir Hogwarts dan berpusat pada pertarungan Harry Potter melawan penyihir jahat Lord Voldemort, yang menggunakan Ilmu Hitam untuk membunuh orang tua Harry.
Kesemua tujuh buku yang direncanakan Rowling dalam seri novel ini telah diterbitkan. Buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran versi asli bahasa Inggris diterbitkan pada 16 Juli 2005, sementara buku ketujuh, Harry Potter dan Relikui Kematian diluncurkan di seluruh dunia pada 21 Juli 2007 (versi terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan pada tanggal 13 Januari 2008). Enam buku pertama dalam seri novel ini secara keseluruhan telah terjual lebih dari 325 juta kopi, dan telah diterjemahkan ke lebih dari 63 bahasa.
Atas kesuksesan novel-novelnya ini, Rowling telah menjadi penulis terkaya sepanjang sejarah kesusasteraan. Versi-versi asli dalam bahasa Inggris diterbitkan oleh penerbit Bloomsbury di Inggris Raya, Scholastic Press di Amerika Serikat, Allen & Unwin di Australia, dan Raincoast Books di Kanada. Versi bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Lima buku pertama telah diangkat menjadi film layar lebar oleh Warner Bros. dan mendulang kesuksesan besar. Film kelima, Harry Potter and the Order of the Phoenix, mulai diambil gambarnya pada Februari 2006, dan dirilis pada 11 Juli 2007 di Amerika Serikat. Film keenam, Harry Potter and Half Blood Prince, dirilis pada 15 Juli 2009.

Tentang penciptaan Harry Potter

Ide tentang Harry Potter pertama kali tercetus dalam pikiran J. K. Rowling ketika menaiki kereta api dari Manchester ke London pada tahun 1990. Pada waktu itu, dia baru saja bercerai dan mengambil inisiatif untuk menjadikan Harry Potter sebagai inspirasi hidupnya. Dia menghabiskan waktu di dalam perjalanannya itu dengan memikirkan plot yang lengkap tentang ceritanya itu. Di situs webnya, Rowling menceritakan pengalamannya itu:
Saya telah menulis hampir tanpa jeda sejak umur enam tapi sebelumnya saya tidak pernah merasa begitu bergairah akan suatu gagasan. Saya hanya duduk dan berpikir, selama empat jam (menunggu keterlambatan kereta api), dan semua detel bermunculan di otak saya, dan anak laki-laki ceking berambut hitam dan berkaca mata yang tidak menyadari bahwa ia adalah seorang penyihir menjadi semakin lama semakin nyata bagi saya.
Pada tahun 1995, buku pertama berjudul Harry Potter and Philosopher's Stone (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Harry Potter dan Batu Bertuah) selesai dibuat dannaskahnya dikirimkan ke beberapa agen. Agen kedua yang dicobanya, Christopher Little, menawari untuk mewakilinya dan mengirimkan naskah itu ke Bloomsbury. Setelah delapan penerbit lainnya menolak Philosopher's Stone, Bloomsbury menawarkan uang muka £3.000 untuk menerbitkannya.
Walaupun Rowling menyatakan bahwa ia tidak memiliki target khusus mengenai umur pembacanya ketika ia mulai menulis buku-buku Harry Potter, penerbitnya pada permulaannya telah menetapkan target pembacanya antara umur sembilan hingga sebelas. Pada malam sebelum penerbitan, Joanne Rowling diminta oleh penerbitnya untuk menggunakan nama samaran yang lebih netral-jender, supaya dapat menarik anak laki-laki dalam jangkauan umur tersebut, karena mereka khawatir bahwa anak laki-laki tidak akan tertarik membaca novel yang mereka ketahui ditulis oleh seorang wanita. Ia memilih untuk menggunakan nama J. K. Rowling (Joanne Kathleen Rowling), mengambil nama neneknya sebagai nama keduanya, karena ia tidak memiliki nama tengah.
Buku pertama Harry Potter diterbitkan di Britania Raya oleh Bloomsbury pada Juli 1997. Di Amerika Serikat buku ini diterbitkan oleh Scholastic pada September 1998, di mana Rowling menerima $105.000 untuk hak penerbitan Amerika Serikat — sebuah nilai yang tidak biasa bagi sebuah buku anak-anak yang dikarang oleh pengarang yang tidak dikenal (pada saat itu). Khawatir bahwa para pembaca di Amerika tidak mengerti kata "philosoper" atau tidak menganggapnya sebagai tema magis (karena "Philosoper's Stone" atau batu filsuf adalah kata dalam bidang alkimia), Scholastic bersikeras untuk mengganti nama buku itu menjadi Harry Potter and the Sorcerer's Stone untuk pasar Amerika.
Selama hampir satu dasawarsa, Harry Potter telah mengalami kesuksesan besar, tidak hanya karena resensi yang positif dan strategi pemasaran penerbit Rowling, tetapi juga karena pembicaraan dari mulut ke mulut di antara para penggemarnya, terutama di antara para remaja laki-laki. Kalangan remaja laki-laki ini menjadi penting, karena selama bertahun-tahun kalangan ini semakin tidak tertarik dengan bacaan yang dianggap ketinggalan zaman ketimbang video game dan internet. Penerbit Rowling berhasil menangkap kegairahan di kalangan remaja laki-laki ini dan segera merilis keempat buku pertama berturut-turut secara cepat, sehingga kegairahan mereka tidak sempat meredup ketika Rowling bermaksud untuk istirahat menulis di antara rilis Harry Potter dan Piala Api dan Harry Potter dan Orde Phoenix, dan dengan segera terbentuklah grup pembaca yang loyal. Seri ini juga mendapatkan para penggemar dewasa, dengan diterbitkannya dua edisi untuk setiap buku Harry Potter (di Kanada dan Britania Raya, tapi tidak di Amerika Serikat). Keduanya memiliki naskah yang sama persis, tetapi dengan sampul yang berbeda, untuk masing-masing edisi anak-anak dan dewasa.



Untuk sinopsis per novel, lihat artikel yang relevan di masing-masing seri.
Kisah dibuka dengan keadaan tak terkendali di dunia sihir (yang biasanya merupakan komunitas yang rahasia) setelah bertahun-tahun mengalami teror oleh Lord Voldemort. Pada malam sebelumnya, Voldemort telah menemukan tempat perlindungan rahasia keluarga Potter, dan membunuh James dan Lily Potter. Namun demikian, ketika ia mengarahkan tongkat sihirnya kepada bayi mereka, Harry, kutukan pembunuh yang dikeluarkannya malah membalik kepada dirinya sendiri. Arwah Voldemort tercabik dari tubuhnya sendiri yang hancur, menghilang dari dunia sihir, tapi tidak mati. Sementara itu, satu-satunya hasil dari kutukan yang gagal itu meninggalkan bekas yang khusus di dahinya, cacat berbentuk sambaran kilat. Kekalahan misterius Voldemort memberikan Harry sebutan khusus di kalangan dunia sihir, "Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup". Sebutan ini khususnya dikarenakan tidak ada penyihir yang diarah oleh Voldemort dapat bertahan hidup melawannya.
Pada malam berikutnya, seorang penyihir membawa Harry ke rumah Bibi dan Pamannya, Dursley, tempat di mana ia akan tinggal bertahun-tahun setelahnya. Keluarga Dursley adalah famili Harry yang kejam dan merupakan orang-orang non-penyihir. Mereka senantiasa berusaha menyembunyikan latar belakang Harry yang merupakan penyihir dan keturunan penyihir, dan memberinya hukuman jika terjadi kejadian-kejadian aneh.
Pada ulang tahunnya yang kesebelas, Harry mendapatkan kontak pertamanya dengan dunia sihir, ketika ia menerima surat dari Sekolah Sihir Hogwarts, yang berusaha disembunyikan oleh Paman dan Bibinya, hingga ia tidak berhasil membaca surat tersebut. Surat itu pada akhirnya dapat dibacanya setelah ia ditemui oleh Hagrid, Pengawas Binatang Liar di Hogwarts. Hagrid memberitahunya bahwa ia sesungguhnya adalah seorang penyihir, dan surat itu memberitahunya bahwa ia disediakan tempat untuk belajar di Hogwarts. Setiap jilid dari novel Harry Potter mengisahkan mengenai satu tahun kehidupan Harry, yang kebanyakan dihabiskannya dalam pelajaran di Hogwarts, di mana ia mempelajari penggunaan sihir dan membuatramuan. Harry juga mempelajari bagaimana mengatasi rintangan-rintangan sihir, sosial, dan emosi selama masa remajanya. Dalam periode yang sama, Voldemort juga berusaha untuk kembali ke tubuh fisiknya dan mengembalikan seluruh kekuatannya, sementara Kementrian Sihir berusaha juga untuk menolak untuk mengakui adanya ancaman akan kembalinya Voldemort. Penolakan Kementerian Sihir ini kemudian menyebabkan banyak kesulitan bagi Harry Potter.


Dunia sihir dalam kisah Harry Potter adalah dunia yang ada di dunia kita sekarang tapi juga sekaligus terpisah sama sekali secara sihir. Kalau diperbandingkan, dalam kisah fantasiNarnia dunia sihirnya merupakan dunia alternatif, sementara dalam Lord of the Rings Bumi-Tengah merupakan dunia mite pada masa lampau. Lingkungan sihir Harry Potter dikisahkan berada di tengah-tengah dunia kita saat ini, dengan benda-benda sihir yang mirip dengan benda-benda di lingkup non-sihir. Lembaga-lembaga dan lokasi-lokasinya pun mirip atau malah sama dengan yang berada di dunia nyata, seperti London. Lingkungan sihir sama sekali tidak dapat terlihat oleh populasi non-sihir (atau Muggle, misalnya: Keluarga Dursley).
Bakat sihir adalah kemampuan alami yang telah ada sejak lahir, tidak dapat muncul karena dipelajari. Mereka yang memiliki bakat sihir harus mengikuti pelajaran di sekolah-sekolah seperti Hogwarts untuk dapat menguasai dan mengontrolnya. Namun demikian, ada kemungkinan anak-anak yang lahir di keluarga penyihir yang hanya memiliki sedikit bakat sihir atau malah tidak ada sama sekali (disebut "Squibs", misalnya Mrs. Figg, Argus Filch). Para penyihir belum tentu dilahirkan dalam keluarga penyihir, dan banyak dari mereka yang dilahirkan dari orang tua (para Muggle) yang sama sekali tidak mengenal sihir. Mereka yang murni berdarah penyihir seringkali tidak terbiasa dengan dunia Muggle, malah terasa lebih aneh bagi mereka ketimbang kita memandang dunia mereka. Namun demikian, dunia sihir dan elemen-elemennya yang menakjubkan itu digambarkan sebagai dunia-yang-sangat-mirip-dengan-dunia-nyata. Salah satu tema utama dalam novel ini adalah keberadaan dunia sihir dan dunia biasa; di mana para tokohnya hidup dalam lingkungan yang memiliki masalah-masalah yang "normal", sekalipun mereka hidup di antara sihir.


  • Kemurnian darah (Harry Potter):
    Para penyihir pada umumnya memandang Muggle dengan sikap merendahkan dan curiga, masalahnya, sikap ini menjadi kefanatikan bagi sebagian kecil penyihir. Mereka yang fanatik ini mengkotak-kotakkan diri mereka atas dasar banyaknya leluhur mereka, di mana penyihir "berdarah-murni" (mereka yang keluarganya seluruhnya adalah penyihir) dianggap sebagai yang paling tinggi, penyihir "berdarah-campuran" (mereka yang memiliki keturunan penyihir dan Muggle) pada tingkat menengah, dan "kelahiran-Muggle" (mereka yang tanpa keturunan penyihir) sebagai yang terendah. Para pendukung kemurnian-darah percaya bahwa hanya mereka yang "berdarah-murni"-lah yang berhak mengontrol dunia sihir, dan tidak menganggap bahwa penyihir "kelahiran-Muggle" sebagai penyihir yang sesungguhnya. Beberapa dari mereka bahkan bertindak terlalu jauh dengan membunuhi para "kelahiran-Muggle" supaya jangan dapat mempelajari sihir. Kebanyakan kaum fanatik ini adalah berdarah-murni, sekalipun perlu dicatat bahwa Voldemort, yang mendukung fanatisme ini, sesungguhnya adalah penyihir berdarah-campuran. Selain itu, sebenarnya hanya tinggal sedikit sekali penyihir yang benar-benar berdarah-murni, oleh karena tanpa menikah dengan populasi Muggle, para penyihir lama kelamaan akan habis. Namun demikian, banyak keluarga penyihir yang menutupi bahwa ada di antara keluarga mereka yang menikahi kaum Muggle. Salah satu contoh keluarga seperti ini adalah dalam keluarga Black.[HP5]

  • Burung hantu


Publikasi Buku The Half-Blood Prince sebelum tanggal peluncuran

Publikasi besar-besaran Half-Blood Prince diwarnai dengan kontroversi yang tak terelakkan dan tidak terduga sebelumnya. Pada Mei 2005, para petaruh di Inggris menangguhkan taruhan mengenai tokoh utama mana yang akan tewas dalam buku tersebut karena kekhawatiran akan adanya petaruh dengan pengetahuan orang-dalam. Sejumlah taruhan besar dibuat untuk kematian Albus Dumbledore, kebanyakan berasal dari Bungay, Suffolk, tempat di mana buku-buku tersebut dicetak. Pertaruhan kemudian dibuka kembali. Kontroversi lainnya termasuk "hak membaca" buku-buku Potter yang tidak sengaja terjual sebelum tanggal peluncurannya, masalah lingkungan mengenai sumber dari kertas yang dipergunakan untuk mencetak jutaan buku tersebut, dan reaksi penggemar terhadap perkembangan plot dan pengungkapan dalam novel tersebut.
Pada awal Juli 2005, Real Canadian Superstore, sebuah toko retail besar di Coquitlam, British Columbia, Kanada, secara tidak sengaja menjual empat belas buku The Half-Blood Princesebelum tanggal peluncuran yang resmi. Penerbit Kanada, Raincoast Books, mendapatkan perintah keras dari Mahkamah Agung British Columbia untuk melarang pembelinya membaca buku-buku tersebut sebelum tanggal rilis resmi dan melarang mereka untuk membicarakan isinya.
Para pembeli tersebut ditawari sebuah kaus Harry Potter dan buku yang telah ditandatangani penulisnya jika mereka mengembalikan buku-buku itu sebelum 16 Juli 2005.
Pada 15 Juli 2005, kurang dari 12 jam sebelum buku ini resmi diluncurkan, Raincoast memperingatkan koran The Globe and Mail yang mempublikasikan sebuah resensi dari seorang penulis Kanada pada tengah malam, sebagaimana dijanjikan koran tersebut, sebagai pelanggaran atas perintah pengadilan akan kerahasiaan perdagangan. Perintah pengadilan ini dengan segera menjadi berita di berbagai artikel berita yang menyatakan bahwa perintah itu telah melanggar hak-hak asasi. Seorang guru besar hukum Kanada, Michael Geistmengomentari masalah ini dalam weblognya.[rujukan?] Richard Stallman, seorang aktivis lingkungan dan pendiri GPL menyerukan pemboikotan, dan meminta penerbitnya untuk meminta maaf. The Globe and Mail mempublikasikan resensi dari dua orang penulis dari Inggris pada edisi 16 Juli, dan mempublikasikan resensi dari penulis asal Kanada tadi pada situs web mereka pada pukul 9 pagi. Penjelasan juga tersedia di situs web Raincoast.
Selain kontroversi tersebut di atas, pada minggu yang sama, sebuah toko swalayan Chicago, Walgreens, secara tidak sengaja[rujukan?] juga menjual sebuah buku tersebut. Ketika si pembeli membaca mengenai insiden di Kanada di Internet, pembeli ini menyatakan bahwa ia tidak akan mengembalikan buku tersebut, tapi ia tidak akan membaca novel tersebut hingga tanggal rilis Amerika Serikat.

Kontroversi Lingkungan Hidup

Buku Harry Potter ini juga membuat kontroversi pada masalah lingkungan hidup. Sebelum dan sesudah peluncuran buku tersebut, organisasi lingkungan Greenpeace dan National Wildlife Federation, mendorong konsumen di Amerika Serikat yang berencana membeli Harry Potter and the Half-Blood Prince untuk membelinya dari terbitan Kanada, Raincoast Books, yang mencetaknya di atas kertas daur ulang 2%, bebas-klorin, dan tidak menggunakan bahan dari pepohonan purba. Edisi Amerika Serikat pada buku tersebut, yang diterbitkan olehScholastic Press, dicetak di atas kertas yang tidak diketahui kadar persentase daur ulangnya, karena Scholastic menolak untuk mengumumkannya kepada publik. Namun Scholastic mengklaim di halaman terakhir buku tersebut, bahwa buku itu tidak menggunakan serat kayu dari pepohonan purba.



Seri film Harry Potter adalah sebuah seri film fantasi berdasarkan novel Harry Potter karya seorang penulis berkebangsaan Inggris, J. K. Rowling. Film ini merupakan salah satu film dengan keuntungan kotor terbesar sepanjang masa senilai $3,5 miliar, di bawah serial-serial James Bond ($4,3 miliar) dan Star Wars ($6 miliar). Namun demikian, seri Harry Potter merupakan film dengan keuntungan kotor terbesar di dunia untuk kategori film yang diadaptasi dari buku, dan mengalahkan trilogi film The Lord of the Rings ($2,9 miliar)[rujukan?]

L O L

saya sedih , jadi saya foto dengan style G A L A U

Saya senang dan saya foto dengan style happy :)


saya sedang tidak jelas , saya foto dengan style LOL webcam


saya sedang NARSIS gilaaa

S. W. A. T

Bagi penggemar film-film action saya rasa sudah tidak asing dengan SWAT ini, SWAT (Special Weapons And Tactics) polisi khusus Amerika Serikat yang memiliki tugas dan kemampuan berbeda dibandingkan polisi-polisi Amerika lainnya. Kehebatan tim SWAT ini tidak hanya dalam film-film saja dalam dunia nyatapun tim ini sudah terbukti tangguh dan mampu menangani kasus-kasus kriminal seperti perampokan dan penyanderaan. Kesuksesan SWAT ini tidak terlepas dari canggihnya senjata dan peralatan yang digunakan.

Anggota tim SWAT ini harus mampu menguasai teknik tali temali dan rapelling biasanya mereka menggunakan teknik ini ketika menerobos masuk lewat atap atau melayang turun dari helikopter selain itu tim ini harus mampu menggunakan bahan peledak untuk meledakkan pintu, atap agar dapat masuk secara cepat dan aman. Karena tim SWATdidikte untuk keperluan taktis dalam penyerangan tim ini menggunakan senjata otomatis dengan tingkat tembakan paling tinggi.

Selain itu untuk melindungi tim lainnya SWAT dilengkapi penembak jitu dengan menggunakan senapan laras panjang berdaya dan beresolusi tinggi yang mampu digunakan di waktu siang atapun malam hari selain itu tiap-tiap personil dilengkapi denganpistol otomatis yang mampu menembak dengan cepat dan mampu mengisi kembali secara cepat.

Selain itu tim SWAT ini dilengkapi dengan kedok gas, teropong starlight untuk visi malam,lampu senter yang melekat pada senjata untuk menguasai target di malam hari, rompi anti peluru, rompi SWAT yang sesuai dengan ukuran badan dan mampu membawa apa pun, dari amunisi cadangan sampai termos air, sarung pistol kaki yang memungkinkan menarik senjata dengan cepat, dan radio berfrekuensi tinggi, bersuara aktif, tidak berisik untuk komunikasi intertim yang dapat dipakai bahkan ketika seorang anggota regu sedang diserang. Terakhir, tim mempunyai sarana angkut khusus SWAT, pada umumnya van, yang dibawa ke tempat kejadian dan menyediakan pos komando dan fungsi pusat logistik.


Lady Gagaaaaaa ..

Stefani Joanne Angelina Germanotta (lahir 28 Maret 1986; umur 25 tahun; lebih dikenal dengan nama panggungnya Lady Gaga) adalah penyanyi pop Amerika.

Kehidupan awal

Lady Gaga lahir dengan nama Stefani Joanne Angelina Germanotta, dari keluarga Italian American, di New York City pada tanggal 28 Maret 1986,[8] sebagai putri sulung Joseph Germanotta, seorang wiraswasta internet, dan Cynthia (née Bissett).[9] Gaga memiliki satu adik, Natali, yang lahir pada tahun 1992.[10] Gaga adalah seorang kidal (left handed)[11] Ia belajar bermain piano dari umur empat tahun, dan menulis lagu piano pertamanya pada usia 13 tahun dan tampil pada open mike pada umur 14 tahun.[12] Gaga dibesarkan dalam lingkungan Katolik Roma.[13] Pada umur 11, Gaga masuk ke dalam Convent of the Sacred Heart, sekolah Katolik khusus perempuan di Manhattan.[14][15] Gaga menekankan bahwa ia tidak berasal dari keluarga yang kaya, dengan menyatakan bahwa orang tuanya "berasal dari keluarga kelas bawah, sehingga kami berjuang untuk semua—ibuku bekerja dari jam delapan pagi sampai delapan malam di luar rumah, dalam bidang telekomunikasi, dan begitu pula ayahku."[16]

Gaga menanda tangani kontrak dengan Def Jam Recordings pada umur 19 tahun, walaupun ia kemudian dikeluarkan oleh label setelah tiga bulan.[24] Tak lama kemudian, mantan perusahaan manajemennya memperkenalkan dia dengan penulis lagu dan produser RedOne, yang juga diatur oleh mereka.[25] Lagu pertama yang diproduksinya bersama dengan RedOne adalah "Boys Boys Boys",[25] lagu ini terinspirasi dari lagu "Girls, Girls, Girls" karya Mötley Crüe dan lagu "T.N.T." karya AC/DC.[26] Gaga pindah ke sebuah apartemen di Lower East Side dan merekam beberapa lagu bersama penyanyi hip-hop Grandmaster Melle Mel untuk buku audio sebagai pelengkap buku anak - anak The Portal in the Park oleh Cricket Casey.[27] Ia juga merintis Stefani Germanotta Band bersama dengan beberapa temannya dari NYU. Rekaman mereka dilakukan disebuah studio yang berada dibawah toko anggur yang terletak di New Jersey, menjadi fixture lokal klub-klub di pusat kota Lower East Side.[17] Menjadi terpesona dengan beberapa pertunjukan neo-burlesque, Gaga mulai Go-Go dancing di bar mengenakan pakaian lebih kecil dari bikini. Ia mulai bereksperimen dengan obat-obatan sambil tampil di banyak pertunjukan.[14] "Aku di atas panggung dengan berpakaian thong, dengan ekor kuda di atas pantat yang kupikir telah menutupi silitku, pencahayaan hairsprays di atas api, Go-Go dancing kepada Black Sabbath dan menyanyikan lagu-lagu tentang oral seks. Anak-anak akan berteriak dan bersorak dan kemudian kita semua akan pergi minum bir. Ini merepresentasikan kebebasan untukku. Aku pergi ke sebuah sekolah Katolik tetapi berada di bawah tanah New York yang kutemukan sendiri."[22] Ayahnya tidak mengerti alasan di balik kegemarannya pada obat-obatan dan tidak mau menatapnya selama beberapa bulan.[14][26] Produser musik Rob Fusari, yang membantunya menulis beberapa lagu sebelumnya dia, membandingkan beberapa harmoni vokal dia dengan Freddie Mercury. Fusari membantu menciptakan moniker Gaga, setelah lagu Queen "Radio Ga Ga". Gaga dalam proses untuk mencoba datang dengan nama panggung ketika ia menerima pesan teks dari Fusari yang berbunyi "Lady Gaga."[28] Dia menjelaskan,
Setiap hari, ketika Stef datang ke studio, daripada berkata halo, aku akan mulai bernyanyi 'Radio Ga Ga'. Itu adalah lagu pembukaannya. [Lady Gaga] sebenarnya glitch, saya mengetik 'Radio Ga Ga' dalam teks dan itu sebuah autocorrect sehingga entah bagaimana 'Radio' bisa diubah menjadi 'Lady'. Dia mengirim sms kembali, "Itu dia." Setelah hari itu, ia Lady Gaga. [26] Dia seperti, "Jangan pernah panggil aku Stefani lagi."[28]


New York Post, bagaimanapun, telah melaporkan bahwa cerita ini tidak benar, dan bahwa nama yang dihasilkan dari pertemuan pemasaran.[20] Laporan yang sama Post berspekulasi dia mungkin berbohong tentang usia sebenarnya, dan bahwa ada mitos tentang penyanyi tersebut. Artikel itu menyatakan Fusari sebenarnya hanya mengatakan Gaga kelebihan berat badan.[20]
Sepanjang 2007 Gaga berkolaborasi dengan artis peformer Lady Starlight, yang membantu menciptakan dirinya busana di atas panggung.[29] Pasangan tersebut mulai bermain gigs di tempat-tempat klub kota seperti Mercury Lounge, The Bitter End, dan Rockwood Music Hall, dengan kinerja hidup mereka sepotong seni yang dikenal sebagai "Lady Gaga and Starlight Revue."[30][31] Ditagih sebagai "The Ultimate Pop Rockshow Burlesque", aksi mereka merupakan penghormatan low-fi kepada berbagai aksi 1970an.[32][33] Pada bulan Agustus 2007, Gaga dan Starlight diundang untuk bermain di festival musik Lollapalooza Amerika. Acara itu secara kritis diakui, dan penampilan mereka menerima pendapat positif. Setelah pada awalnya difokuskan pada avant-garde elektronik dance, Gaga menemukan ceruk musik ketika dia mulai memasukkan melodi pop dan glam rock David Bowie dan Queen dalam musiknya.[34]
Fusari mengirim lagu yang diproduksi dengan gaga kepada temannya, produser rekaman eksekutif Vincent Herbert.[35] Herbert dengan cepat menandatangani ke label nya Streamline Records, sebuah jejak Interscope Records, setelah didirikan pada tahun 2007.[36] Dia menganggap Herbert sebagai orang yang menemukan dia, dan menambahkan "Saya benar-benar merasa seperti kita membuat sejarah pop, dan kami akan terus maju."[35] Setelah sudah menjabat sebagai penulis lagu magang di bawah Famous Music Publishing, yang kemudian diakuisisi oleh Sony/ATV Music Publishing, Gaga kemudian mencapai kesepakatan penerbitan musik dengan Sony/ATV.[37] Akibatnya, ia disewa untuk menulis lagu untuk Britney Spears dan artis sesama label New Kids on the Block, Fergie, dan Pussycat Dolls.[37] Sementara Gaga menulis di Interscope, penyanyi-penulis lagu Akon mengenali kemampuan vokalnya ketika dia menyanyikan referensi vokal untuk salah satu trek di studio.[38] Dia kemudian meyakinkan Interscope-Geffen A&M Chairman dan CEO Jimmy Iovine untuk membentuk kesepakatan bersama dengan memilikinya serta menandatangani ke label miliknya Kon Live Distribution[24] dan kemudian disebut nya sebagai "pemain waralaba"-Nya.[39] Gaga melanjutkan kolaborasinya dengan RedOne di studio rekaman selama satu minggu di album debutnya.[37] dan juga bergabung dengan Cherrytree Records, sebuah jejak Interscope yang didirikan oleh produser dan penulis lagu Martin Kierszenbaum, setelah menulis empat lagu dengan Kierszenbaum termasuk singel "Eh, Eh (Nothing Else I Can Say)".

 The Fame dan The Fame Monster

Pada tahun 2008 Gaga telah pindah ke Los Angeles, bekerja sama dengan label rekaman nya untuk menyelesaikan album debutnya The Fame.[26] Dia menggabungkan genre yang berbeda-beda di album, "dari drum Def Leppard dan tepuk tangan sampai drum metal pada trek urban."[24] The Fame menerima review positif dari kritikus kontemporer; menurut agregasi musik review Metacritic, itu mengumpulkan skor rata-rata 71/100.[40] Album memuncak di nomor satu di Inggris, Kanada, Austria, Jerman, Swiss dan Irlandia, dan top-five di Australia, Amerika Serikat dan lima belas negara-negara lain.[41][42] Di seluruh dunia, The Fame telah menjual lebih dari empat belas juta kopi.[43] Singel pertamanya "Just Dance" menduduki puncak tangga lagu di enam negara-Australia, Kanada, Belanda, Irlandia, Inggris, dan Amerika Serikat-dan kemudian menerima nominasi Grammy Award untuk Best Dance Recording.[44] Singel berikutnya "Poker Face" adalah keberhasilan yang lebih besar, mencapai nomor satu di hampir semua pasar musik besar di dunia, termasuk Inggris dan Amerika Serikat.[45] Lagu ini memenangkan penghargaan untuk Best Dance Recording di Grammy Awards ke-52, dan juga nominasi untuk Song of the Year dan Record Of The Year. The Fame dinominasikan untuk Album of the Year; Itu memenangkan Best Electronic/Dance Album.[46] Meskipun tur konser pertamanya terjadi sebagai pembuka untuk sesama grup pop Interscope, reformasi New Kids on the Block,[47] ia akhirnya memulai tur konser di seluruh dunia sendiri, The Fame Ball Tour, yang secara kritis dihargai dan dimulai Maret 2009; berakhir pada bulan September tahun itu.[48] Pada sampul edisi tahunan "Hot 100" Rolling Stone Mei 2009 menampilkan setengah telanjang Gaga hanya mengenakan gelembung plastik yang ditempatkan secara strategis.[49][50] Dalam masalah ini ia mengatakan bahwa sementara ia memulai karier di adegan klub New York, ia terlibat asmara dengan heavy metal drummer. Ia menggambarkan hubungan mereka dan putusnya hubungan mereka, ia mengatakan, "aku Sandy, dan ia Danny [ Grease ] ku, dan aku baru saja putus." Dia kemudian menjadi inspirasi di balik beberapa lagu di The Fame.[50] Dia dinominasikan untuk total sembilan penghargaan pada 2009 MTV Video Music Awards, memenangkan penghargaan untuk Best New Artist, sementara singel "Paparazzi" menang dua penghargaan untuk Best Art Direction dan Best Special Effects.[51] Pada bulan Oktober Gaga menerima penghargaan majalah Billboard sebagai Rising Star of 2009 award.[52] Dia menghadiri Human Rights Campaign "National Dinner" di bulan yang sama, sebelum berbaris di National Equality March untuk perlindungan yang sama kepada orang-orang LGBT dalam semua hal yang diatur oleh hukum sipil Amerika Serikat di Washington, D.C.[53][54]

 
Ditulis selama 2008-09, The Fame Monster, koleksi delapan lagu, dirilis pada bulan November 2009. Setiap lagu, berurusan dengan sisi gelap dari ketenaran dari pengalaman pribadi saat ia berkeliling dunia, diungkapkan melalui metafora monster. Singel pertama nya "Bad Romance" menduduki puncak tangga lagu di delapan belas negara, sementara mencapai puncak-dua di Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru.[55][56] Di US, Gaga menjadi artis pertama dalam sejarah digital untuk memiliki tiga singel (bersama dengan "Just Dance" dan "Poker Face") untuk melampaui empat juta penjualan digital.[57][58] Lagu ini memenangkan Grammy untuk Best Female Pop Vocal Performance sementara video musik yang menyertainya memenangkan Grammy Award for Best Short Form Music Video.[59] Singel kedua album tersebut "Telephone", yang menampilkan penyanyi Beyonce, dinominasikan untuk Grammy Award for Best Pop Collaboration with Vocals dan menjadi number one singel Gaga yang keempat di Inggris[60] sementara video musiknya, walaupun kontroversial, mendapat sambutan yang lebih positif dari kritikus kontemporer: memuji dia untuk "musikalitas dan kecakapan memainkan pertunjukan Michael Jackson dan seksualitas kuat dan naluri provokatif Madonna."[61] Singel berikutnya "Alejandro" Gaga dipasangkan dengan fashion fotografer Steven Klein untuk video musik dan seperti biasanya kontroversial—kritikus memuji ide dan alam gelap video tersebut,[62] tetapi Liga Katolik menyerang gaga untuk dugaan penggunaan blasphemy.[63] Meskipun kontroversi seputar video musiknya, mereka membuat Gaga artis pertama untuk mendapatkan lebih dari satu miliar views pada situs Youtube.[64] Secara musikal, The Fame Monster juga telah menerima kesuksesan berlimpah. Menyamai dengan jumlah nominasi Grammy debutnya diterima, The Fame Monster mengumpulkan total 6 nominasi -. Di antara mereka, album memenangkan untuk Best Pop Vocal Album dan mendapatkan gelar nominasi kedua berturut-turut untuk Album of the Year.[65][66] Keberhasilan album Gaga diperbolehkan untuk memulai konser tur dunia kedua, The Monster Ball Tour, hanya beberapa minggu setelah rilis The Fame Monster dan bulan setelah menyelesaikan The Fame Ball Tour.[67] Setelah menyelesaikan tur pada Mei 2011, secara kritis diakui[68][69] dan secara komersial tercapai[70] tur berlari selama lebih dari satu setengah tahun dan, menurut Billboard, menghasilkan 227.400.000 dolar, menjadikannya salah satu highest-grossing concert tours of all time dan the highest-grossing for a debut headlining artist.[71] Selain itu, Gaga telah menampilkan lagu-lagu lain dari album di acara-acara internasional seperti Royal Variety Performance 2009 di mana dia menyanyikan "Speechless", sebuah power balada, di hadapan Ratu Elizabeth II;[72] Grammy Awards ke-52 di mana pembukaan terdiri dari lagu "Poker Face" dan duet piano "Speechless" serta medley "Your Song" dengan Elton John;[73] dan 2010 Brit Awards di mana penampilan dari rendisi akustik "Telephone" diikuti dengan "Dance in the Dark" didedikasikan untuk perancang busana dan teman dekat Gaga, Alexander McQueen,[74] ditambah hat-trick kemenangannya pada upacara penghargaan.[75]
Antusias membawa kembali Polaroid dan "menggabungkan dengan era digital", Gaga bernama Chief Officer Kreatif untuk lini produk pencitraan untuk perusahaan optik internasional pada Januari 2010 dengan maksud untuk menciptakan fashion, teknologi dan produk fotografi.[76] Tim produksinya, Mermaid Musik LLC, digugat Maret oleh Rob Fusari, mengklaim bahwa ia berhak mendapat bagian 20% dari pendapatannya. Pengacara Gaga, Charles Ortner, menggambarkan perjanjian dengan Fusari sebagai "haram" dan menolak berkomentar;[77] lima bulan kemudian, Mahkamah Agung New York menolak kedua gugatan dan countersuit dengan Gaga.[78] Pada bulan April, nama Gaga masuk dalam salah satu dari 100 most influential people of the year majalah Time.[79] Sementara memberikan wawancara kepada The Times, Gaga mengatakan memiliki lupus eritematosus sistemik, biasanya disebut sebagai lupus, yang merupakan penyakit jaringan ikat.[80] Dia kemudian dikonfirmasi oleh Larry King bahwa dia tidak memiliki lupus tetapi "hasilnya batas positif";[81] dengan host televisi, Gaga juga mengungkapkan bahwa dia berada di antara beberapa seniman yang akan membuka untuk Michael Jackson This Is It Tour di O2 Arena London. "Saya sebenarnya diminta untuk membuka tur Michael," katanya. "Kami akan terbuka untuknya di O2 dan kami bekerja untuk membuat itu terjadi." Dia menambahkan: "Saya percaya ada beberapa pembicaraan tentang kita, banyak dari pembuka, melakukan duet dengan Michael di panggung."[82] Pada bulan November 2010, satu bulan setelah penyanyi melaporkan ketakutan pembunuhan,[83] perintah penahanan dikeluarkan kepada Rusia Anastasia Obukhova, yang telah mengancam akan menembak dirinya di kepala.[84]


Sedikit Ilmu tentang UNIVERSITAS INDONESIA

Awalnya, UI memiliki 9 fakultas dan 3 lembaga yang tersebar di lima kota, yaitu Fakulteit Kedokteran, Fakulteit Ilmu Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakulteit Sastra dan Filsafat di Jakarta; Fakulteit Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakulteit Ilmu Pengetahuan Teknik, dan Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakulteit Pertanian dan Fakulteit Kedokteran Hewan di Bogor; Fakulteit Ekonomi di Makassar; Fakulteit Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya.
Pada tahun 1955, Undang-Undang No. 10 tentang pengubahan kata universiteit, universitet, dan universitit disyahkan, sehingga sejak itu, Universiteit Indonesia secara resmi diubah namanya menjadi Universitas Indonesia.
Berangsur-angsur fakultas-fakultas yang berada di daerah memisahkan diri membentuk lembaga pendidikan yang berdiri sendiri. Pada tanggal 2 Maret 1959 Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam di Bandung terbentuk dan berkembang menjadi Institut Teknologi Bandung. Selanjutnya pada 1 September 1963Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini menjadi perguruan tinggi pertanian terkemuka bertaraf internasional. Fakultas di Surabaya menjadi Universitas AirlanggaMakassar menjadi Universitas Hasanuddin. Pada 1964Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta dan kini berubah kembali menjadi Universitas Negeri Jakarta. Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan UI memisahkan diri pula menjadi dan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi
Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, pemerintah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak saat itu, UI secara konstan telah memberikan kontribusi nyata pada usaha-usaha pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional.
Pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah RI Nomor 152 tahun 2000, UI ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri mandiri berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dalam status tersebut, UI wajib lebih mengedepankan kinerja pengelolaan sebuah universitas publik dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan transparansi.

 












Fakultas

Program studi di UI dikelola oleh 12 fakultas, 1 program pascasarjana, 1 program vokasi. Fakultas-fakultas tersebut adalah: